Tapin, Jaganesia.com – Di kaki Pegunungan Meratus terdapat sebuah desa yang menyimpan pesona tiga gua sekaligus. Nama desa itu Baramban. Letaknya di Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
Desa Baramban berjarak lebih kurang 15 kilometer dari Kota Rantau, ibukota Kabupaten Tapin atau 128 kilometer dari Kota Banjarmasin. Saat penulis berkunjung ke Baramban pada 16 Oktober 2016, akses jalan menuju ke sana sudah cukup bagus dan beraspal.
Tiga gua itu dijumpai pada saat kita mengunjungi obyek wisata alam Gua Baramban. Gua karst yang masih sangat alami itu disebut-sebut sebagai gua terpanjang dan terbesar di Kalimantan Selatan. Gua Baramban diperkirakan memiliki lebar 60 meter, tinggi 50 meter, dan panjang 250 meter. Luas arealnya kurang lebih 3 hektar.
Katiman, Kepala Desa Baramban kala itu, menuturkan, pengunjung bisa menikmati pesona tiga gua sekaligus di Gua Baramban. Ketiga gua itu adalah Gua Kelelawar, Gua Macan, dan Gua Air.
”Gua Baramban adalah salah satu obyek wisata yang menawarkan paket wisata three in one,” katanya berpromosi.
Gua Kelelawar merupakan gua pertama yang dijumpai begitu masuk ke lokasi obyek wisata Gua Baramban. Posisinya berada di atas bukit. Untuk mencapai mulut gua tersebut, pengunjung harus meniti kurang lebih 200 anak tangga. Perjalanan mendaki dengan meniti tangga beton yang diteduhi pepohonan itu cukup menguras stamina meski udaranya terasa sejuk.
Mulut Gua Kelelawar terlihat sempit dari luar. Untuk bisa masuk ke dalam, pengunjung harus membungkukkan badan. Begitu lolos melewati celah batu yang sempit, langsung mendapati rongga yang luas dengan pemandangan stalaktit dan stalagmit, batu kapur berwarna putih yang memukau. Dinding gua tersebut di beberapa bagian tampak menghitam karena kotoran kelelawar.
Di depan mulut Gua Kelelawar, ada semacam balkon. Dari situ, pengunjung bisa menikmati panorama alam nan hijau dari ketinggian sambil menghirup udara segar.
Setelah turun dari Gua Kelelawar, pengunjung bisa menikmati pesona Gua Macan. Gua kedua ini terletak sekitar 100 meter dari gua pertama. Dari jalan beton setapak di lokasi obyek wisata, mulut Gua Macan terlihat cukup jelas meski posisinya juga di ketinggian bukit kapur. Untuk mencapai mulut Gua Macan, pengunjung kembali harus meniti 13 anak tangga.
Dari luar, mulut Gua Macan tampak menganga cukup lebar. Cahaya matahari pun menembus masuk ke dalamnya. Begitu masuk sekitar 2 meter, lorongnya semakin lebar. Batuan berwarna putih yang memenuhi dinding gua tampak memesona. Namun, setelah masuk lebih dari 5 meter, lorongnya menyempit dan gelap gulita.
Setelah keluar dan turun dari Gua Macan, pengunjung bisa menikmati Gua Air, yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari Gua Macan. Di dasar gua ketiga ini, terdapat aliran air yang jernih. Lebar aliran sungai yang keluar dari gua tersebut sekitar 5 meter. Di Gua Air, pengunjung bisa kembali menikmati panorama batu gamping sambil mendengar gemericik air yang syahdu.
Lokasi Gua Baramban tidaklah sulit dijangkau. Dari Kota Rantau sampai Desa Baramban, jalannya sudah beraspal dan dapat dilalui kendaraan roda empat. Untuk masuk ke lokasi obyek wisata, pengunjung hanya cukup membayar ongkos parkir kendaraan sebesar Rp 3.000 untuk sepeda motor dan Rp 8.000 untuk mobil.
Menurut Katiman, Gua Baramban mulai dibuka untuk wisata pada 1995. Namun, kemudian lama dibiarkan dan tidak diurus. Setelah bertahun-tahun mati suri, Gua Baramban dibuka kembali pada 2013. Sejak itu, wisatawan mulai kembali berdatangan meskipun jumlahnya masih sangat minim, yakni hanya 100-200 pengunjung per bulan. (JY)
Leave a Reply